GONET.ONLINE, Gorontalo – Kebakaran lahan tebu di area PT Pabrik Gula Gorontalo belum lama ini memicu perhatian Komisi I DPRD Provinsi Gorontalo. Ketua Komisi I, AW Talib, bersama anggota lainnya mendatangi Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Selasa, (30/04/2024), dengan maksud mencari informasi awal terkait kejadian tersebut.
“Kunjungan kami ke Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo adalah untuk mendapatkan informasi yang jelas terkait kejadian kebakaran lahan tebu di area PT Pabrik Gula Gorontalo,” ujar AW Talib.
Dalam pertemuan yang berlangsung di ruang kerja Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, beberapa hal penting terungkap menurut Komisi I yang perlu ditindaklanjuti. Salah satunya adalah kurangnya komitmen dari PT Pabrik Gula dalam kerjasama dengan masyarakat petani tebu, terutama terkait plasma 20 persen yang hingga saat ini hanya tercapai 10 persen. Selain itu, harga pengambilan tebu yang rendah dibandingkan dengan daerah lain juga menjadi sorotan.
Selain itu, Komisi I juga mendapatkan data terkait kurangnya transparansi informasi terkait CSR yang dilakukan oleh perusahaan.
“Kami juga prihatin dengan kurangnya transparansi informasi terkait CSR yang dilakukan oleh perusahaan,” tambah AW Talib.
Menariknya, PT Pabrik Gula Gorontalo juga diketahui masih mengimpor raw sugar, sebuah fakta yang mencengangkan bagi komisi.
Lebih lanjut, terkait kebakaran lahan tebu, Komisi I menemukan kejanggalan karena sebelum kejadian terjadi, PT Pabrik Gula Gorontalo sebenarnya telah mengajukan permohonan untuk melakukan pembakaran, yang tidak disetujui oleh pemerintah provinsi Gorontalo. Hal ini membuat Komisi I menduga adanya keterkaitan antara permohonan tersebut dan kebakaran lahan tebu yang terjadi.
“Kami menduga ada keterkaitan antara permohonan tersebut dan kebakaran lahan tebu,” ungkap AW Talib.
Atas temuan ini, Komisi I berencana untuk membawa masalah ini ke DPRD untuk dilakukan kajian bersama dengan pihak terkait. Selanjutnya, hasil kajian akan dibahas bersama dengan manajemen perusahaan yang berpusat di Surabaya.
“Kami akan berjuang untuk keadilan bagi masyarakat dan lingkungan,” tutup AW Talib.