GONET.ONLINE, Gorontalo – Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Gorontalo, Hamid Kuna, meminta agar rumah sakit milik pemerintah daerah Provinsi Gorontalo meniadakan biaya bagi siswa SMK yang melakukan praktek kerja lapangan (PKL) di rumah sakit yang dituju.
Permintaan ini disampaikan Hamid Kuna saat melakukan kunjungan lapangan di SMK Negeri 1 Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango, Jumat (07/06/2024).
Dalam kunjungannya, Hamid Kuna menerima pengeluhan dari pihak sekolah bahwa biaya praktek atau magang yang diminta oleh rumah sakit sangat meresahkan dan membebani orang tua. Bahkan, pihak sekolah pun tidak memiliki anggaran untuk menutupi biaya tersebut.
“Biaya yang diminta oleh rumah sakit berdampak negatif terhadap minat masyarakat untuk memasukkan anaknya pada jurusan asisten keperawatan karena biaya tempat praktek di rumah sakit yang sangat mahal,” ujar Hamid Kuna.
Lebih lanjut, Hamid juga mengimbau kepada Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo untuk berkoordinasi dan berkomunikasi guna mencari solusi atas masalah ini.
“Dengan ditiadakannya biaya tempat praktek, diharapkan minat calon siswa untuk masuk jurusan asisten keperawatan dapat meningkat, tidak hanya di SMK Negeri 1 Bulango Selatan tetapi juga di SMK lain yang memiliki jurusan serupa,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala SMK Negeri 1 Bulango Selatan, Muhamad Rivai Engahu, menjelaskan bahwa besaran biaya yang dibebankan oleh rumah sakit bervariasi.
“Ada yang Rp 7500 per hari per orang, ada juga Rp 6500 per hari per orang, bahkan ada yang Rp 5000 per hari per orang. Itu katanya untuk membayar pembimbing klinik,” terangnya.
Selain itu, terdapat juga biaya pembayaran peraturan daerah (perda) yang dikenakan oleh rumah sakit sebesar Rp 50000 – Rp 65000 per bulan per orang.
Untuk menutupi biaya tersebut, pihak sekolah bersama komite dan orang tua siswa harus duduk bersama untuk mencapai kesepakatan.
Muhamad Rivai Engahu berharap agar biaya magang tersebut dihilangkan atau setidaknya dikurangi.
“Kami berharap adanya pengurangan atau penghapusan biaya ini agar tidak membebani siswa dan orang tua,” pungkasnya. (Go-1)